Tidak semua Pemimpin yang hebat itu benar-benar tangguh.
Terkadang ada seorang pemimpin sebenarnya lemah tapi menyamar sebagai seorang
pemimpin yang kuat.
Mereka bekerja secara efektif, dapat diandalkan, dan selalu berhasil saat melakukan segala hal. Tapi lihat lebih dekat. Mereka ini justru memiliki perilaku yang merusak yang akhirnya justru akan mencekik organisasi.
Ini empat tanda pemimpin yang lemah seperti dikutip dari Inc.com, Jumat (1/2/2013):
1. Merasa tahu segalanya
Pemimpin yang lemah adalah orang yang tahu segalanya. Mereka merasa tidak membutuhkan bantuan dari orang lain, tidak mau berkonsultasi dengan orang lain dan tidak mau berbagi informasi dengan orang lain. Mereka menjadi orang yang paling tahu segalanya.
Berbeda dengan pemimpin yang kuat. Mereka justru melibatkan orang lain untuk mendiskusikan pekerjaan mereka. Bicara dengan bawahan untuk mendapatkan masukan. Pemimpin yang hebat merasa dia tidak tahu apapun soal pekerjaannya. Mereka membangun tim yang kuat dan bergantung pada timnya.
2. Selalu sibuk
Menjalankan pekerjaan memang menghabiskan banyak waktu, bahkan membuat lelah. Tapi bekerja terlalu keras bukanlah tanda Anda menjadi pemimpin yang kuat.
Jika Anda tidak punya waktu untuk berpikir, jika Anda tidak ingat kapan terakhir kali Anda berjalan-jalan untuk melepaskan kepenatan Anda, maka Anda bukanlah pemimpin yang sebenarnya. Sebab, jika Anda tidak meluangkan waktu untuk mengatur arah strategi Organisasi Anda, lalu siapa yang melakukannya?
3. Memandang orang lain negatif
Ketika pemimpin yang hebat berdiskusi dengan karyawan atau pelanggan, tren percakapannya biasanya ke arah positif.
Pemimpin yang baik berusaha mendorong orang lain menjadi sukses. Fokus pada apa yang telah dilakukan dengan baik, dan berusaha untuk membangun kesuksesan bersama-sama.
Mereka berupaya mengenali dan memperbaiki kegagalan atau ketidakmampuan bawahannya. Sebaliknya, pemimpin yang gagal adalah mereka yang selalu menilai orang lain dari sisi negatif. Mereka berfokus pada kesalahan, dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan rasa tidak puas dan kesal.
4. Memiliki hanya dua model interaksi
Pemimpin yang lemah (yang berpikir mereka kuat-red) berinteraksi dengan menerima laporan langsung hanya dari satu sumber tanpa mengkonfirmasi. Pola interaksinya hanya antara atasan dan bawahan.
Sementara pemimpin yang tangguh memiliki berbagai macam pola interaksi dengan timnya. Dia merasa cukup percaya diri sehingga tidak harus selalu duduk di kursi pemimpin rapat. Ketika diperlukan, ia bisa duduk sebagai rekan bagi bawahannya untuk mendengarkan masukan, ide bahkan keluhan mereka.
Coba ingat-ingat kapan terakhir kali Anda menghadiri rapat, tapi bukan sebagai pemimpin? Bagaimana reaksi tim Anda? Apakah mereka merasa nyaman dan santai dengan Anda? Atau tampak terpaksa dan gugup?
Mereka bekerja secara efektif, dapat diandalkan, dan selalu berhasil saat melakukan segala hal. Tapi lihat lebih dekat. Mereka ini justru memiliki perilaku yang merusak yang akhirnya justru akan mencekik organisasi.
Ini empat tanda pemimpin yang lemah seperti dikutip dari Inc.com, Jumat (1/2/2013):
1. Merasa tahu segalanya
Pemimpin yang lemah adalah orang yang tahu segalanya. Mereka merasa tidak membutuhkan bantuan dari orang lain, tidak mau berkonsultasi dengan orang lain dan tidak mau berbagi informasi dengan orang lain. Mereka menjadi orang yang paling tahu segalanya.
Berbeda dengan pemimpin yang kuat. Mereka justru melibatkan orang lain untuk mendiskusikan pekerjaan mereka. Bicara dengan bawahan untuk mendapatkan masukan. Pemimpin yang hebat merasa dia tidak tahu apapun soal pekerjaannya. Mereka membangun tim yang kuat dan bergantung pada timnya.
2. Selalu sibuk
Menjalankan pekerjaan memang menghabiskan banyak waktu, bahkan membuat lelah. Tapi bekerja terlalu keras bukanlah tanda Anda menjadi pemimpin yang kuat.
Jika Anda tidak punya waktu untuk berpikir, jika Anda tidak ingat kapan terakhir kali Anda berjalan-jalan untuk melepaskan kepenatan Anda, maka Anda bukanlah pemimpin yang sebenarnya. Sebab, jika Anda tidak meluangkan waktu untuk mengatur arah strategi Organisasi Anda, lalu siapa yang melakukannya?
3. Memandang orang lain negatif
Ketika pemimpin yang hebat berdiskusi dengan karyawan atau pelanggan, tren percakapannya biasanya ke arah positif.
Pemimpin yang baik berusaha mendorong orang lain menjadi sukses. Fokus pada apa yang telah dilakukan dengan baik, dan berusaha untuk membangun kesuksesan bersama-sama.
Mereka berupaya mengenali dan memperbaiki kegagalan atau ketidakmampuan bawahannya. Sebaliknya, pemimpin yang gagal adalah mereka yang selalu menilai orang lain dari sisi negatif. Mereka berfokus pada kesalahan, dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan rasa tidak puas dan kesal.
4. Memiliki hanya dua model interaksi
Pemimpin yang lemah (yang berpikir mereka kuat-red) berinteraksi dengan menerima laporan langsung hanya dari satu sumber tanpa mengkonfirmasi. Pola interaksinya hanya antara atasan dan bawahan.
Sementara pemimpin yang tangguh memiliki berbagai macam pola interaksi dengan timnya. Dia merasa cukup percaya diri sehingga tidak harus selalu duduk di kursi pemimpin rapat. Ketika diperlukan, ia bisa duduk sebagai rekan bagi bawahannya untuk mendengarkan masukan, ide bahkan keluhan mereka.
Coba ingat-ingat kapan terakhir kali Anda menghadiri rapat, tapi bukan sebagai pemimpin? Bagaimana reaksi tim Anda? Apakah mereka merasa nyaman dan santai dengan Anda? Atau tampak terpaksa dan gugup?